Jakarta – ligo.id – Kementerian Agama (Kemenag) pada 2023 berkomitmen akan meningkatkan atau minimal mempertahankan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) dibandingkan 2022 sebesar 90,45. Raihan 2022 melesat signifikan dibanding 2019 sebesar 85,9.
“Bagaimana tahun ini kita mampu mempertahankan IKJH,” kata Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Arsyad Hidayat pada apel pagi dalam rangkaian Bimbingan Teknis Tugas Fungsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi 1444 H/ 2023 di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Dia mengatakan tantangan penyelenggaran ibadah haji 2023 sangat berat. Setelah 2 tahun (2019-2020) tidak memberangkatan jemaah haji akibat pandemi Covid-19, juga tidak ada pembatasan umur jemaah lanjut usia (lansia).
Arsyad Hidayat mengatakan, lonjakan IKJH 2022 tak lepas dari belum normalnya kuota jemaah haji Indonesia atau hanya 46% dari kuota biasanya sekitar 220.000 orang. Selain itu, Pemerintah Arab membatasi usia jemaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia maksimal 65 tahun. “Maka mungkin 2022 (IKJHI) kita lebih maksimal, nah tahun ini sebaliknya, kuota jemaah 100% dan tidak ada batasan umur, semua jemaah lansia numpuk di 2023, ini tantangannya,” kata dia.
Dia mengatakan ada salah daerah di Jawa Timur ratusan jemaahnya menggunakan kursi roda karena lansia. “Bagaimana strateginya ini, maka di 2023 kita bentuk struktur organisasi yang khusus menangani lansia dan disabilitas,” kata Arsyad.
Arsyad mengatakan pada musim haji tahun ini cuaca di Arab Saudi diperkirakan sangat panas hingga mencapai suhu 50 derajat celcius. Jangan sampai jemaah, terutama lansia mengalami kendala. Di tahun sebelumnya ada jemaah haji hilang sandal hingga terpaksa berjalan tanpa alas kaki yang menyebabkan kaki melepuh. “Diperkirakan tahun ini suhu di Arab Saudi 50 derajat Celcius, kalau pipi kena anginnya saja seperti tertampar api, bayangkan jika kaki berjalan tanpa sandal,” kata dia.
Untuk itu, dia berpesan pada tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) tahun ini menyiapkan banyak sandal untuk membantu para jemaah yang mengalami kehilangan sandal.
Dalam kesempatan yang sama Koordinator Pengendali Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Kemenag hasan Basri Sagala mengatakan para petugas pelaksana ibadah haji (PPIJ) harus meneguhkan niat dalam hati dan pikiran untuk melayani jemaah haji, khususnya lansia. “Tidak hanya ucapan, tetapi dengan niat tulus, kita tidak hanya melayani diri kita, tetapi juga jemaah haji,” kata dia.