Ganjar Pranowo, Koalisi Besar dan Bawa Indonesia Jadi Negara Maju

Pemilu, Politik0 Dilihat

Jakarta – ligo.id – DALAM Rembuk Rakyat: Mencari Penerus Jokowi, ada 9 nama yang pernah ikut dalam jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tiga teratas adalah: Ganjar Pranowo (49,96%), Erick Thohir (19,96%) dan Mahfud MD (6,04%).

Jajak pendapat itu bersifat terbuka untuk umum, dilakukan secara online dan berlangsung selama beberapa bulan pada tahun lalu. Keenam nama lainnya adalah: Ridwan Kamil, Andika Perkasa, Najwa Shihab, Emil Dardak, Tito Karnavian dan Sri Mulyani Indrawati. Perolehannya masing-masing sekitar 3-5 persenan.

Seperti nama dari jajak pendapat itu ‘Rembuk Rakyat: Mencari Penerus Jokowi’, ini adalah semacam rembukan dari rakyat untuk mencari figur pemimpin yang dianggap mau serta mampu untuk melanjutkan kerja baik dari Presiden Jokowi.

Ya mencari penerus Jokowi, bukan anti-thesa, atau orang yang berlawanan arah pergerakannya. Oleh karena itulah nama Anies Baswedan sudah dicoret sejak awal penyaringan nama-nama kandidat yang dianggap mampu dan mau melanjutkan kerja baik Jokowi. Karena itulah pada akhirnya Partai Solidaritas Indonesia harus mengumumkan kandidat yang diusung untuk meneruskan kerja baik Jokowi adalah Ganjar Pranowo. Hasil akhir jajak pendapat ‘Rembuk Rakyat: Mencari Penerus Jokowi’ menunjukkan nama Ganjar Pranowo dengan hasil tertinggi: 49,96%. Kebetulan saja hari pengumumannya bersamaan saat Partai Nasdem yang saat itu juga mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapresnya. Sehingga ramai perbincangan di ruang publik.

Di peringatan Hari Kartini kemarin, Megawati akhirnya mengumumkan capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Ini adalah hasil dialog dan diskusi intensif serta kontemplasi Mega.

Akhirnya toh nama-nama yang dideklarasikan tak jauh berbeda dari hasil-hasil jajak pendapat yang ada sementara ini. Tiga yang paling populer: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Dari ketiga nama itu, baru bacapres Ganjar Pranowo yang punya tiket (memenuhi presidential-threshold 20%). Kandidat lainnya masih tanda tanya.

Lalu, apakah ‘Koalisi Besar’ itu benar-benar bakal terwujud?

Apa tujuan ‘Koalisi Besar’ yang diorkestrasi oleh Pak Jokowi itu? Melanjutkan kerja baik membangun bangsa. Menyatukan semua elemen dan  menyinergikan segala kekuatan bangsa untuk berhasil mengeluarkan Indonesia dari ‘middle-income trap’ dan masuk dalam jajaran negara-negara maju dunia. Maka jangan sampai kontestasi pilpres, pileg dan pilkada di 2024 nanti malah memecah belah dan semakin mempertajam polarisasi. Persaingan dalam pemilu itu biasa, bisakah kita menjalaninya dalam suasana politik kegembiraan?

Pasca pemilu nanti, saat keriuhan kontestasi itu berakhir, apakah yang tadinya saling barsaingan bisa saling bergandengan tangan? Bukankah contoh soalnya sudah dilakukan oleh Pak Jokowi dengan menggandeng Pak Prabowo dalam kabinetnya.

Ingat, melanjutkan kerja baik membangun bangsa, menyatukan semua elemen dan menyinergikan segala kekuatan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *